Sabtu, 30 September 2017

AFTA : Siapkah Indonesia?



     AFTA yang merupakan akronim dari ASEAN Free Trade Area sejatinya merupakan kesepakatan dari negara – negara di asean untuk membentuk sebuah kawasan bebas perdagangan. Tujuannya agar bisa meningkatkan daya saing ekonomi kawasan ASEAN di dunia. Harapannya, kalau AFTA ini sukses, ASEAN bisa menjadi kawasan basis produksi didunia seperti yang sudah ada sekarang ini yaitu China. 
     Untuk Indonesia, kerjasama AFTA merupakan peluang yang cukup terbuka bagi kegiatan ekspor komoditas pertanian yang selama ini dihasilkan dan sekaligus menjadi tantangan untuk menghasilkan komoditas kompetitif di pasar regional AFTA. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan salah satu Dosen PIWAR di Politeknik APP, yaitu : Bapak Hasnin menurut beliau “Indonesia memiliki keuntungan dalam rangka pelaksanaan AFTA, seperti Indonesia adalah Negara Kepulauan yang dalam proses penyebaran barangnya sangat luas, akan tetapi sarana & prasarana di Indonesia sendiri harus ditingkatkan terlebih dahulu agar optimal dalam proses penyebaran barangnya.”
      Beliau juga menambahkan “Apabila dilihat dari kesepuluh negara ASEAN, manakah yang lebih siap untuk menghadapi AFTA. Saya ambil contoh Laos adalah negara kecil, apakah dari segi logistiknya Laos sudah siap? Dan siapa tahu ternyata Laos lah yang lebih siap menghadapi AFTA daripada Indonesia” dan menurut Bapak Hasnin “di Indonesia sendiri permasalahannya (kekurangannya) hanya administrasinya. Yang masih harus dioptimalkan.”
       Tidak lupa, saya juga mewawancarai beberapa Mahasiswa Politeknik APP, bagaimana agar para lulusan Politeknik dapat bersaing dengan lulusan dari luar negeri. Menurut Galista Nadifa Putri mahasiswi jurusan PIWAR mengatakan “Lulusan Politeknik APP harus lebih kreatif, agar bisa bersaing dengan lulusan luar negeri. Dan lebih mengembangkan potensi yang ada didalam diri mereka masing-masing.”
        “Lulusan Politeknik APP harus lebih mendalami bahasa asing, dan menggunakan ilmu mereka, apalagi mereka D3 jadi menggunakan kemampuan dan keahlian yang sudah pernah dipraktikan.” Ujar Salsa Billa Mahasiswi Jurusan MPIE
        Terakhir, menurut Yohari Giyatssabri Mahasiswa jurusan MLIE “Kita harus memiliki bekal skill cukup untuk bisa bersaing, seperti kemampuan bahasa inggris yang membantu kita berkomunikasi & berkontribusi secara optimal dengan sumber daya manusia dari luar. Selain itu, kita harus mampu melatih diri dalam berbagai bidang. Keluarlah dari zona nyaman kalian dan mulailah dari hal terkecil untuk memulai hal yang besar!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar