Kamis, 21 September 2017


Berani Bersaing atau tidak sama sekali ?


Di era yang semakin maju seperti ini banyak perubahan yang telah terjadi. Salah satunya adalah perubahan ekonomi negara yang sangat pesat, namun perubahan tersebut terkadang membuat kemajuan atau kemunduran bagi masyarakat itu sendiri. Sekarang ini masyarakat terkadang mengalami kesulitan dalam menghadapi perekonomian mereka. Salah satu contohnya masyarakat indonesia dalam menghadapi ekonomi di ASEAN. Indonesia sendiri sebenarnya mempunyai banyak peluang untuk bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Dengan hal seperti itu, bagaimana cara kita untuk memanfaatkan MEA itu sendiri ? di negara kita banyak sekali sektor yang bisa dimanfaatkan. Jadi untuk menghadapi MEA Indonesia harus melakukan pembangunan dalam segala sektor dan sumber daya manusia juga harus diperbaiki, supaya kita bisa mengolah hasil alam yang kita punya.
Menteri perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa persaingan dunia kerja sejak era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) semakin ketat. Kondisi itu harus dihadapi oleh generasi muda.
Menurut Bambang “pasar tenaga kerja saat ini tidak hanya di Indonesia, tetapi sudah bicara soal ASEAN yakni 10 negara, persaingan ini tidak hanya menghadapi dari negara sendiri, harus siap bersaing dengan negara lain,” tandasnya.
Karena itu, lanjutnya, ia memiliki kiat agar anak muda Indonesia siap menjalani tantangan MEA yaitu dengan menjaga ketahanan di bidang ekonomi dan berani memanfaatkan peluang. Memanfaatkan peluang, kata Bambang, juga harus diperkuat dengan kemampuan berbahasa asing. Ia berharap seluruh mahasiswa vokasi dan sarjana harus fasih berbahasa Inggris.
Hal ini membuat “Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk membentuk sektor ekonomi dengan ciri khas membangun keunikan dan komparatif. Perusahaan Indonesia dalam menghadapi persaingan siap tidak siap dituntut memperbaiki inovasi, bersaing secara tepat dan efektif,” Ujar Muliaman.
Menurut Presiden Jokowi “Dengan proyek tol laut, kemudahan distribusi di berbagai daerah akan membuat Indonesia dapat bersaing pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sehingga Indonesia tidak akan tertekan malah akan bersaing dengan negara-negara maju lainnya di dunia.”
1.      Apakah bonus demografi bisa mempengaruhi MEA kedepannya ?
Menurut Pak Dhani selaku dosen di Politeknik APP “Pengaruh demografi itu ada 2 hal yaitu positif dan negatif. Bonus demografi lumayan ribet karena di Indonesia banyak unemployeement, terdapat 2 hal yang utama yaitu pertama, pekerjanya ada tetapi kompetensi dari pekerjanya itu gak banyak, yang kedua yaitu banyak pekerjaan tetapi tidak berminat terhadap pekerjaan tersebut. Pada masalah point  yang pertama pemerintah sudah mencoba untuk menjembatani baik dari universitas, politeknik ataupun industrinya sendiri tidak bekerjasama untuk membuat jembatan tersebut benar-benar terbangun dengan baik contohnya SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), dalam pembuatan SKKNI banyak oknum yang membuatnya itu mengarang ada SKKNI yang dibuat dari universitas atau politeknik itu sendiri, kalau universitas atau politeknik itu sendiri yang buat apa bedanya dengan kuliahnya mereka sendiri karena bukan berarti itu diminati atau diminta oleh industri, jika industri meminta sesuai kriteria yang diinginkan kemudian industri membuat SKKNI nya dan jika universitas ataupun politeknik mengikuti SKKNI tersebut itu bisa menjadi sempurna tetapi sampai sekarang saya belum pernah melihat yang benar-benar seperti itu dan kenapa di Politeknik APP memakai standar dari Australia karena di Australia telah menggunakan standar yang benar-benar sesuai, di Australia terdapat kewajiban kalau mau jadi pemegang sertifikat level 3, 4 dan seterusnya harus kerja di industri minimal dalam 5 tahun itu adalah 1 tahun kerja. kalau di Indonesia ada pengabdian terhadap masyarakat tetapi kalau di Australia pengabdian terhadap masyarakatnya itu dari 5 tahun minimal 1 tahun kerja di industri alasanya adalah dalam waktu 5 tahun tersebut bisa jadi apa yang dilakukan di industri itu berubah sehingga apa yang telah didapat bisa dilakukan implementasi.”
2.      Negara mana yang paling menguntungkan Indonesia dalam hubungan MEA ?
Untuk saat ini negara yang paling menguntungkan untuk Indonesia adalah Singapura dalam artian dibilang menguntungkan itu iya menguntungkan dan dibilang tidak menguntungkan itu iya tidak menguntungkan juga misalnya seperti New Priok Container Terminal 1 (NPCT-1), terminal peti kemas yang terdapat di pelabuhan Tanjung Priok itu bukan sepenuhnya milik Indonesia karena sebagian sahamnya itu milik Singapura jadi Terminal Kontainer itu ada 4 entitas dan salah satunya itu ada 2 buah line yang satu milik Indonesia dan satunya lagi milik Singapura, kenapa saya bilang menguntungkan karena Singapura tidak bisa menerima kapal lagi dikarenakan luas lahannya yang kurang dan pihak Singapura mencari cara bagaimana bisa dipindahkan lagi ketempat lain dan salah satunya bisa dipindahkan ke pelabuhan Indonesia, sebenarnya Indonesia dan Malaysia sedang bersaing untuk mendapatkan market tersebut tetapi jika Singapura mau bekerjasama dengan Indonesia untuk membangun Terminal Kontainer tidak hanya pelayarannya yang dapat bagus tetapi kemungkinan ekspor dan impor akan naik drastis, beda dengan Thailand karena hanya transaksi saja, kalau Singapura itu ada infrastruktur yang dibangun di Indonesia, ujar Pak Dhani Surya Ratana.
3.      Aliran logistik di Indonesia apakah sudah mempengaruhi MEA ?
Untuk logistik di Indonesia sebenarnya tidak begitu jelek untuk MEA, Indonesia mungkin hanya tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Kemudian biaya logistik untuk proses pengiriman ke luar pulau Jawa sebenarnya tidak semuanya mahal karena yang membuat mahal itu adalah infrastrukturnya tidak digunakan dengan baik contohnya di Indonesia masih banyak truk yang mengangkut barang dengan melebihi muatan sehingga yang membuat infrastruktur menjadi rusak, kemudian biaya aliran logistik menjadi mahal atau tidak bukan masalah proses pengirimannya saja akan tetapi, masalah yang pertama yaitu waktu dan yang kedua itu adalah ekonomi karena ekonomi di Indonesia itu terlalu terpusat. Proses pengiriman barang ketika telah sampai tempat tujuan kemudian ketika akan melakukan proses pengiriman barang ke tempat yang lain harus kembali lagi ke tempat pusatnya dan disitu terjadi kekosongan sedangkan proses yang baik itu ketika proses pengiriman barang dan ketika akan kembali terdapat proses pengirimannya juga dari tempat tersebut, tahap yang dilakukan oleh Bapak Jokowi selaku presiden di Indonesia dan orang-orang yang bertanggung jawab dengan hal tersebut harusnya membuat sesuatu yang ada di kota-kota diseluruh Indonesia lebih dikembangkan lagi misalnya seperti handicraft, container, dll. Ujar Pak Dhani Surya Ratana.
4.      Apakah proyek Tol Laut Jokowi akan efektif atau tidak ?
Menurut Pak Dhani “kalau dibilang efektif ya efektif tetapi menurut saya ada cara yang lebih efektif lagi sebenarnya, walaupun proyek tersebut efektif tetapi efektifnya itu karena saat ini disubsidi untuk melakukan proses aliran barang akan tetapi, sentra ekonomi yang ada di tempat-tempat tersebut belum dibangun ketika sentra ekonominya telah dibangun akan jauh lebih efektif lagi karena ketika terdapat proses aliran barang itu tidak hanya mengirimkan barang tetapi mengambil barang juga.
Dari hasil wawancara saya terhadap 3 mahasiswa dari 3 program studi yang ada di Politeknik APP Jakarta tentang perkembangan MEA apakah akan berdampak lebih baik untuk kedepannya atau bahkan semakin buruk dan saran kedepannya berharap seperti apa? menurut Fadjri Rahmanto salah satu mahasiswa dari prodi Management Logistik Industri Elektronika berpendapat bahwa “Standar kompetensi pekerja di Indonesia lebih ditingkatkan lagi, dengan hal itu Indonesia mampu bersaing dengan orang-orang ASEAN lainnya yang artinya orang-orang Indonesia juga dapat lebih mudah untuk diterima bekerja di luar negeri, kalau saat ini dari beberapa perusahaan di Indonesia sudah memakai tenaga kerja luar contohnya Vietnam, kalau Indonesia belum berubah sama saja akan berdampak buruk”.
“Perkembangan MEA untuk saat ini sudah sangat pesat dan saran kedepannya untuk bangsa Indonesia jika tidak ingin kalah kita harus berani bersaing untuk menghadapi MEA dengan cara menciptakan banyak inovasi yang menjanjikan untuk bisa kita jual di MEA”, ujar M. Faruq dari prodi Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN dan RRT
Menurut Istianita dari prodi Management Pemasaran Industri Elektronika “MEA sebenarnya bukan hal baru di dunia nya, maka dari itu seharusnya MEA tidak perlu dijadikan alasan untuk rakyat Indonesia kalah bersaing, hanya saja penyuluhan tentang MEA harus lebih digencarkan agar banyak yang mengetahui dan tahu cara untuk menghadapinya. Maka kedepannya akan berdampak semakin baik, guna memanfaatkannya dengan baik”





Tidak ada komentar:

Posting Komentar