Berani Bersaing atau tidak sama
sekali ?
Di
era yang semakin maju seperti ini banyak perubahan yang telah terjadi. Salah
satunya adalah perubahan ekonomi negara yang sangat pesat, namun perubahan
tersebut terkadang membuat kemajuan atau kemunduran bagi masyarakat itu
sendiri. Sekarang ini masyarakat terkadang mengalami kesulitan dalam menghadapi
perekonomian mereka. Salah satu contohnya masyarakat indonesia dalam menghadapi
ekonomi di ASEAN. Indonesia sendiri sebenarnya mempunyai banyak peluang untuk bersaing
dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Dengan
hal seperti itu, bagaimana cara kita untuk memanfaatkan MEA itu sendiri ? di
negara kita banyak sekali sektor yang bisa dimanfaatkan. Jadi untuk menghadapi
MEA Indonesia harus melakukan pembangunan dalam segala sektor dan sumber daya
manusia juga harus diperbaiki, supaya kita bisa mengolah hasil alam yang kita
punya.
Menteri
perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa persaingan dunia kerja sejak
era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) semakin ketat. Kondisi itu harus dihadapi
oleh generasi muda.
Menurut
Bambang “pasar tenaga kerja saat ini tidak hanya di Indonesia, tetapi sudah
bicara soal ASEAN yakni 10 negara, persaingan ini tidak hanya menghadapi dari
negara sendiri, harus siap bersaing dengan negara lain,” tandasnya.
Karena
itu, lanjutnya, ia memiliki kiat agar anak muda Indonesia siap menjalani
tantangan MEA yaitu dengan menjaga ketahanan di bidang ekonomi dan berani
memanfaatkan peluang. Memanfaatkan peluang, kata Bambang, juga harus diperkuat
dengan kemampuan berbahasa asing. Ia berharap seluruh mahasiswa vokasi dan
sarjana harus fasih berbahasa Inggris.
Hal
ini membuat “Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan kepada pemerintah
pusat dan daerah untuk membentuk sektor ekonomi dengan ciri khas membangun
keunikan dan komparatif. Perusahaan Indonesia dalam menghadapi persaingan siap
tidak siap dituntut memperbaiki inovasi, bersaing secara tepat dan efektif,”
Ujar Muliaman.
Menurut
Presiden Jokowi “Dengan proyek tol laut, kemudahan distribusi di berbagai
daerah akan membuat Indonesia dapat bersaing pada Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) sehingga Indonesia tidak akan tertekan malah akan bersaing dengan
negara-negara maju lainnya di dunia.”
1. Apakah
bonus demografi bisa mempengaruhi MEA kedepannya ?
Menurut
Pak Dhani selaku dosen di Politeknik APP “Pengaruh demografi itu ada 2 hal
yaitu positif dan negatif. Bonus demografi lumayan ribet karena di Indonesia
banyak unemployeement, terdapat 2 hal yang utama yaitu pertama, pekerjanya ada
tetapi kompetensi dari pekerjanya itu gak banyak, yang kedua yaitu banyak
pekerjaan tetapi tidak berminat terhadap pekerjaan tersebut. Pada masalah
point yang pertama pemerintah sudah
mencoba untuk menjembatani baik dari universitas, politeknik ataupun
industrinya sendiri tidak bekerjasama untuk membuat jembatan tersebut
benar-benar terbangun dengan baik contohnya SKKNI (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia), dalam pembuatan SKKNI banyak oknum yang membuatnya itu
mengarang ada SKKNI yang dibuat dari universitas atau politeknik itu sendiri,
kalau universitas atau politeknik itu sendiri yang buat apa bedanya dengan
kuliahnya mereka sendiri karena bukan berarti itu diminati atau diminta oleh
industri, jika industri meminta sesuai kriteria yang diinginkan kemudian
industri membuat SKKNI nya dan jika universitas ataupun politeknik mengikuti
SKKNI tersebut itu bisa menjadi sempurna tetapi sampai sekarang saya belum
pernah melihat yang benar-benar seperti itu dan kenapa di Politeknik APP
memakai standar dari Australia karena di Australia telah menggunakan standar
yang benar-benar sesuai, di Australia terdapat kewajiban kalau mau jadi
pemegang sertifikat level 3, 4 dan seterusnya harus kerja di industri minimal
dalam 5 tahun itu adalah 1 tahun kerja. kalau di Indonesia ada pengabdian
terhadap masyarakat tetapi kalau di Australia pengabdian terhadap masyarakatnya
itu dari 5 tahun minimal 1 tahun kerja di industri alasanya adalah dalam waktu
5 tahun tersebut bisa jadi apa yang dilakukan di industri itu berubah sehingga
apa yang telah didapat bisa dilakukan implementasi.”
2. Negara
mana yang paling menguntungkan Indonesia dalam hubungan MEA ?
Untuk
saat ini negara yang paling menguntungkan untuk Indonesia adalah Singapura
dalam artian dibilang menguntungkan itu iya menguntungkan dan dibilang tidak
menguntungkan itu iya tidak menguntungkan juga misalnya seperti New Priok Container Terminal 1 (NPCT-1),
terminal peti kemas yang terdapat di pelabuhan Tanjung Priok itu bukan
sepenuhnya milik Indonesia karena sebagian sahamnya itu milik Singapura jadi Terminal
Kontainer itu ada 4 entitas dan salah satunya itu ada 2 buah line yang satu milik Indonesia dan
satunya lagi milik Singapura, kenapa saya bilang menguntungkan karena Singapura
tidak bisa menerima kapal lagi dikarenakan luas lahannya yang kurang dan pihak
Singapura mencari cara bagaimana bisa dipindahkan lagi ketempat lain dan salah
satunya bisa dipindahkan ke pelabuhan Indonesia, sebenarnya Indonesia dan
Malaysia sedang bersaing untuk mendapatkan market tersebut tetapi jika
Singapura mau bekerjasama dengan Indonesia untuk membangun Terminal Kontainer
tidak hanya pelayarannya yang dapat bagus tetapi kemungkinan ekspor dan impor
akan naik drastis, beda dengan Thailand karena hanya transaksi saja, kalau
Singapura itu ada infrastruktur yang dibangun di Indonesia, ujar Pak Dhani
Surya Ratana.
3. Aliran
logistik di Indonesia apakah sudah mempengaruhi MEA ?
Untuk
logistik di Indonesia sebenarnya tidak begitu jelek untuk MEA, Indonesia
mungkin hanya tertinggal dari Singapura, Malaysia dan Thailand. Kemudian biaya
logistik untuk proses pengiriman ke luar pulau Jawa sebenarnya tidak semuanya
mahal karena yang membuat mahal itu adalah infrastrukturnya tidak digunakan
dengan baik contohnya di Indonesia masih banyak truk yang mengangkut barang
dengan melebihi muatan sehingga yang membuat infrastruktur menjadi rusak,
kemudian biaya aliran logistik menjadi mahal atau tidak bukan masalah proses
pengirimannya saja akan tetapi, masalah yang pertama yaitu waktu dan yang kedua
itu adalah ekonomi karena ekonomi di Indonesia itu terlalu terpusat. Proses
pengiriman barang ketika telah sampai tempat tujuan kemudian ketika akan
melakukan proses pengiriman barang ke tempat yang lain harus kembali lagi ke
tempat pusatnya dan disitu terjadi kekosongan sedangkan proses yang baik itu
ketika proses pengiriman barang dan ketika akan kembali terdapat proses
pengirimannya juga dari tempat tersebut, tahap yang dilakukan oleh Bapak Jokowi
selaku presiden di Indonesia dan orang-orang yang bertanggung jawab dengan hal
tersebut harusnya membuat sesuatu yang ada di kota-kota diseluruh Indonesia
lebih dikembangkan lagi misalnya seperti handicraft,
container, dll. Ujar Pak Dhani Surya Ratana.
4. Apakah
proyek Tol Laut Jokowi akan efektif atau tidak ?
Menurut
Pak Dhani “kalau dibilang efektif ya efektif tetapi menurut saya ada cara yang
lebih efektif lagi sebenarnya, walaupun proyek tersebut efektif tetapi
efektifnya itu karena saat ini disubsidi untuk melakukan proses aliran barang
akan tetapi, sentra ekonomi yang ada di tempat-tempat tersebut belum dibangun
ketika sentra ekonominya telah dibangun akan jauh lebih efektif lagi karena
ketika terdapat proses aliran barang itu tidak hanya mengirimkan barang tetapi
mengambil barang juga.
Dari
hasil wawancara saya terhadap 3 mahasiswa dari 3 program studi yang ada di
Politeknik APP Jakarta tentang perkembangan MEA apakah akan berdampak lebih
baik untuk kedepannya atau bahkan semakin buruk dan saran kedepannya berharap
seperti apa? menurut Fadjri Rahmanto salah satu mahasiswa dari prodi Management
Logistik Industri Elektronika berpendapat bahwa “Standar kompetensi pekerja di
Indonesia lebih ditingkatkan lagi, dengan hal itu Indonesia mampu bersaing
dengan orang-orang ASEAN lainnya yang artinya orang-orang Indonesia juga dapat
lebih mudah untuk diterima bekerja di luar negeri, kalau saat ini dari beberapa
perusahaan di Indonesia sudah memakai tenaga kerja luar contohnya Vietnam,
kalau Indonesia belum berubah sama saja akan berdampak buruk”.
“Perkembangan
MEA untuk saat ini sudah sangat pesat dan saran kedepannya untuk bangsa
Indonesia jika tidak ingin kalah kita harus berani bersaing untuk menghadapi
MEA dengan cara menciptakan banyak inovasi yang menjanjikan untuk bisa kita
jual di MEA”, ujar M. Faruq dari prodi Perdagangan Internasional Wilayah ASEAN
dan RRT
Menurut
Istianita dari prodi Management Pemasaran Industri Elektronika “MEA sebenarnya
bukan hal baru di dunia nya, maka dari itu seharusnya MEA tidak perlu dijadikan
alasan untuk rakyat Indonesia kalah bersaing, hanya saja penyuluhan tentang MEA
harus lebih digencarkan agar banyak yang mengetahui dan tahu cara untuk
menghadapinya. Maka kedepannya akan berdampak semakin baik, guna
memanfaatkannya dengan baik”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar